Media Sosial, Jembatan Terdekat antara Pemerintah dengan Publik

Memasuki era digital, seluruh perangkat daerah di Kabupaten Bantul didorong untuk melakukan transformasi digital sebagai salah satu strategi untuk memberi pelayanan publik yang prima. Salah satunya melalui pengelolaan media sosial milik perangkat daerah secara optimal. Terlebih, media sosial kini menjadi wadah paling mudah untuk diakses di manapun dan kapanpun.

 

Agus Mulyadi, konten creator yang menjadi narasumber dalam acara Jagongan Admin Plat Merah Bantul yang diselenggarakan di Ganjuran Food Court (31/8) menyampaikan, media sosial merupakan cara paling jitu untuk mempopulerkan sesuatu. Entah itu melalui Facebook, WhatsApp, Instagram,  Twitter, TikTok, ataupun platform media sosial yang lain.

 

Terkait hal tersebut, pemerintah sejatinya dapat memanfaatkan media sosial untuk edukasi dan sosialiasasi. Dengan demikian, jurang interaksi antara pemerintah dan publik bisa berkurang. Sehingga masyarakat juga terasa dekat dengan pemerintah.

 

 

“Sudah banyak pejabat publik dan akun resmi institusi pemerintah yang mulai menjadikan media sosial sebagai wadah berinteraksi santai. Fleksibel, tapi tidak mengurangi wibawa pemerintahan. Pesan atau sosialiasinya sampai dengan cepat,” jelas Agus.

 

Agus Mulyadi juga meyakinkan para pengelola akun media sosial milik pemerintah untuk tidak perlu memikirkan foto atau video bagus sebagai konten. Salah satu kunci penting untuk menaikkan atensi publik justru pada konsistensi dan interaksi pada publik. Ia yakin hal ini akan lebih mudah menyasar publik karena tiap platform media sosial memiliki massa masing-masing.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Bantul, Arif Darwaman mengakui mengelola akun media sosial milik institusi pemerintan memiliki tantangan tersendiri. Meski demikian, pengelola media sosial milik pemerintah harus tetap konsisten menyediakan konten secara profesional.