Sudah Saatnya Perangkat Daerah Mengurangi Konten yang Berjarak

Jika berbicara soal Perangkat Daerah di Kabupaten Bantul, tidak ada satu pun instansi yang tidak memiliki media sosial. Dari 55 perangkat daerah yang ada, setidaknya masing-masing memiliki akun resmi media sosial. Utamanya, instagram. Beberapa bahkan memiliki akun Facebook atau TikTok.

 

“Saat ini, kita tidak bisa memungkiri bahwa media sosial itu pintu depan perangkat daerah. Tapi kan konsepnya tidak asal posting saja. Butuh pengelolaan yang baik, rencana strategis, konsistensi, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat maupun tren media,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bantul, Bobot Ariffi’ Aidin, saat membuka pertemuan admin media sosial perangkat daerah di Waroeng Omah Sawah, Selasa (10/9/2024).

 

 

Ia menambah, tren media akan selalu berubah mengingat media sosial sangat dinamis. Satu tahun atau dua tahun ke depan, tren media akan berbeda dengan sekarang. Sehingga butuh kepekaan dan kesigapan para admin media sosial agar bisa mengikuti perkembangan yang ada. Selain itu, para admin juga perlu memperhatikan keamanan informasi dalam mengelola media sosial.

 

“Keamanan informasi dalam mengelola media sosial juga sama pentingnya. Jangan sampai lalai,” imbuhnya.

 

Pada pertemuan admin media sosial kali ini, Thomas Cristiawan, salah satu penggagas Aakara Nalini Film, hadir sebagai narasumber. Pria yang akrab disapa Jalu ini banyak berbagi tips bagaimana mengelola media sosial bagi perangkat daerah. Hal ini sesuai dengan topik yang diangkat, yakni Konten Digital dan Strategi Pengelolaan Media Sosial.

 

“Konten digital itu ada tiga unsur. Ada teks, audio, dan visual. PR-nya, bagaimana mengolah konten ini agar sampai kepada sasaran. Kalau perangkat daerah, pesan apa yang ingin disampaikan? Kalau hanya seremonial dan tidak menarik, kesannya jadi sangat berjarak antara pemerintah dengan masyarakat,” papar Jalu.

 

 

Sebagaimana yang ia paparkan selanjutnya, sudah saatnya media sosial milik pemerintah harus bisa lebih berbicara kepada masyarakat. Bagaimana sebuah konten dapat menjadi jembatan komunikasi yang membuat masyarakat tak lagi berjarak dengan pemerintah.

 

Dalam materi yang disampaikan, Jalu juga berbagi materi bagaimana mengatur perangkat untuk membuat konten, mengeksplorasi materi konten, hingga bagaimana memperluas jangkauan akun media sosial yang dimiliki. (Els)